Jelang Penilaian Adipura, Wawali Makassar Imbau Fokus Benahi Area Pasar dan TPA

SeputaranSulsel, Makassar —  Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi memimpin Rapat Kordinasi persiapan penilaian Adipura, di Ruang Rapat Lantai 11, Selasa (02/5/2023).

Rapat tersebut dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) beserta seluruh camat se Kota Makassar.

Dalam rapat tersebut Fatmawati menekankan untuk fokus pembenahan area pasar dan TPA Antang.  Karena, dua lokasi tersebut salah satu indikator penting yang dinilai dalam pengambilan keputusan tim penilai peraih Anugerah Adipura.

Selain itu, ia meminta pihak terkait melakukan pembenahan lebih awal meliputi banyak aspek, seperti pengolahan bank sampah termasuk bank sampah pusat dan bank sampah unit yang sudah ada ditingkat kelurahan-kelurahan itu sudah harus diaktifkan.

“Sebaik mungkin bagaimana management pengolahannya termasuk tentang kebersihan pasar,” ucapnya.

Sementara Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, Ferdy Mochtar menuturkan indikator penilaian Adipura, terdiri dari kondisi fisik lingkungan perkotaan dan indikator pengelolaan lingkungan perkotaan non-fisik.

“Sangat banyak, ada juga masalah proklim itu akan kita lihat kembali seberapa besar progres yang ada di dalam,  bagaimana lingkungan itu menjadi teduh dan bersih, dan ada aktifitas pengelohan sampah,” jelas Ferdy.

Beberapa pembenahan pengelolaan sampah juga bakal dilakukan di beberapa titik pasar tradisional.

Termasuk pengelolaan sampah yang ada di sekolah-sekolah dan bagaimana membuat ruang teduh melalui program sekolah Adiwiyata.

“Kami sudah sepakati dengan pihak kecamatan untuk segera melakukan penanganan kebersihan pasar. Bagaimana pengolahan sampahnya. Kemudian juga di sekolah sendiri. Ini juga dilihat menjadi bagian dari penilaian Adipura,” paparnya.

Tidak hanya itu, hutan kota yang dimiliki Kota Makassar harus memenuhi standar seperti yang ada di Kantor Gubernur dan Unhas.

Pemerintah kota perlu melakukan pembenahan baik dari pihak DLH maupun dari kecamatan terkait pengelolaan taman.
Ruang Terbuka Hijau (RTH)  juga menjadi bagian dari titik sentral penilaian Adipura yang terus digenjot oleh DLH Makassar.

“RTH kita pangkas tetapi kita juga usahakan ada pengembangan penanaman di areal lokasi RTH. Kita akan melihat taman yang dipersyaratkan oleh indikator penilaian adipura. Taman itu bagaimana bisa teduh, dan ada beberapa jenis pohon didalamnya yang secara habitatnya bisa dikembangkan. Sehingga bisa mendukung juga RTH di kota Makassar,” tambah Ferdy.

Terakhir, indikator penilaian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menjadi titik sentral dari semua titik penilaian Adipura.

“TPA lebih banyak poin-poinnya. Kita akan benahi secepatnya termasuk bagaiaman membuka wilayah melihat zona aktif dan zona pasif. Kemudian kolam lindi adalah saluran akhir dari seluruh limbah. Limbah dalam bentuk cair, dan kita akan upayakan aliran air yang keluar itu bersih,”

Pihak DLH akan melakukan pemberian eco enzim untuk menghidupkan kembali micro organisme yang bagus untuk alam dan tidak mencemari lingkungan.

Karenanya DLH melakukan ekstra kerjakeras, dan melibatkan semua stakeholder di kota makassar.

“Kita upayakan, ini beberapa hal selain pihak Adipura juga beberapa sertifikat. Sepetti sertifikat pengelolaan sampah melalui bank sampah dan pengelolaan proklimnya dan sertifikat mengenai pengelolaan pasarnya. Kami upayakan semaksimal mungkin,” tutup Ferdy. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *