SeputaranSulsel, Makassar — Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar, bidang pelestarian sejarah, tradisi dan cagar budaya kembali melakukan pendataan makam kuno yang berada di wilayah pulau Barrang lampo, Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar.
Pulau Barrang Lompo merupakan pulau yang sangat indah yang menawarkan beberapa pesona wisata alam yang menarik dan juga unik. Salah satunya adalah Warisan budaya berupa makam-makam Kuno Islam yang bertanda keberadaannya mulai abad 17 Masehi sehingga dapat dikatagorikan sebagai makam kuno.
Makam-makam kuno dengan ragam model dapat kita jumpai di pulau ini, lokasinya terletak di bagian timur, sekitar areal masjid Nurul Yaqien.
Kepala Bidang Pelestarian Sejarah, Tradisi dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Makassar Hj.Haryanti Ramli yang memimpin rombongan tim pendataan mengatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari.
“Kami akan melakukan Pendataan Makam-makam Kuno yang berada di wilayah administratif kelurahan Barrang Lompo, yang mana ini juga merupakan salah satu upaya Pelestarian dan Perlindungan terhadap Objek Cagar Budaya maupun Objek Diduga Cagar Budaya”, ujar Hj. Haryanti. Kamis, 21/09/2023.
Lanjut Haryanti, Keberagaman pada makam-makam kuno di pulau ini menggambarkan masyarakat muslim dengan latar kedaerahaan yang berbeda. Gambaran keragaman tersebut terlihat dari ragam hias, inskripsi pada makam dan profil tokoh yang dimakamkan.
“Makam khas mandar, yang berupa sruktur yang terbentuk dari susunan papan batu. Memiliki sepasang nisan dengan tipe Hulu badik di sisi utara dan tipe Mahkota di sisi selatan, dengan hiasan motif suluran daun dan geometri”, ungkap Haryanti.
Haryanti pun menambahkan bahwa di areal ini juga terdapat pula beberapa makam-makam warga muslim Tionghoa. Unsur identitas muslim Tionghoa terlihat pada penggunaan Inskripsi dengan meggunakan aksara Hanzi (aksara Tiongkok) bersama dengan penggunaan aksara Arab dan aksara lontara.
“Selain itu terdapat pula Makam keturunan Arab salah satunya dikenal oleh warga sebagai makam Sayyid Ba Alwi, sebagai ulama penyiar Islam pada masa awalul Islam di Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa. Makam menyerupai rumah panggung Bugis-Makassar. Bagian dasar makam telah diberi tembok dan keramik menyatu dengan jirat makam. Nisannya berupa batu karang dengan bentuk bundar”, ucap Haryanti.
“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah setempat dalam hal ini Ibu Lurah Barrang Lompo dan para ketua RT dan RW yang mendampingi Tim Pendata”, tutur Haryanti.
Haryanti pun berharap kedepannya situs atau kompleks Makam-makam ini dapat ditetapkan sebagai Kawasan Makam Kuno Pulau Barrang Lompo agar dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata religi ataupun sarana wisata budaya serta menjadi lokasi penelitian bagi Pelajar dan Mahasiswa.
Sementara itu, Kurniati Selaku Lurah Barrang Lompo yang turut serta mendampingi tim pendata menjelaskan bahwa Selain makam-makam yang tersebut, terdapat pula Makam komunitas Melayu Berada dalam satu areal yang dikelilngi Tembok Pembatas. Di dalam areal tersebut terdapat beberapa makam. Salah satu makam yang dikenal adalah Datu Pabean atau Ince Ali Asdullah. Merupakan tokoh Melayu-Makassar pada abad 18.
Kurniati pun menambahkan bahwa selain banyak makam kuno di pulau ini terdapat pula Kitab Suci Al-Quran yang ditulis tangan, dimana menurut Tokoh Masyarakat sekaligus Pengurus Masjid Nurul Yaqin bahwa Al-Quran ini merupakan milik Sayyid Ba Alwi yang merupakan Ulama penyiar Agama Islam pada masa Kerajaan Gowa Tallo.
Kurniati pun merasa senang dan bangga hadirnya Tim Pendata Cagar Budaya Dinas Kebudayaan kota makassar bersama Penggiat Budaya Kemendikbud dan alumni Arkeologi unhas yang melakukan Pendataan, Kajian makam-makam kuno yang berada di pulau barranglompo.
“Saya sangat berterima kasih atas kehadiran rombongan tim pendata Cagar Budaya dan saya pun berharap agar makam-makam yang berada di pulau ini bisa di terjaga dan selain itu saya berharap orang-orang bisa datang kepulau ini, karena di pulau ini, ada perkuburan bersejarah yang bisa menjadi daya tarik untuk datang di pulau ini”, tutup Kurniati.